Assalaamu’alaikuum baraya~
Saya mau share informasi nih, ada satu pantai yang masih virgin (?) di Garut bagian selatan, namanya Pantai Karang Paranje. Kebetulan, karena rumah saya berada di daerah Garut Selatan, dekat dengan pesisir pantai, salah satunya pantai Karang Paranje ini.
Menurut pemerintah kabupaten Garut, pantai Karang
Paranje seluas 9 ha, dan luas kawasan berkisar sampai 13 ha, luas banget
kan…pantai ini terletak di Desa Karyasari, Kecamatan Pameungpeuk.
Daerah ini merupakan daerah yang nan jauh di mato..jauuh sekali
dari Garut kota yang sebagian besar orang tahu. Lamanya perjalanan dari
Garut kota itu sekitar 2-3 jam untuk bisa mencapai daerah ini, tapi
untuk ke daerah ini agak ekstrim jalannya, yah bisa dibilang mendaki
gunung lewati lembah, dan jalan yang berkelok-kelok, siapin kresek item
aja ya kaka..hihi
Tapi….setelah sampai di pantai ini..jeng jeng jeeenggg…masya Allah rasa
cape bak ilang semuaa…ini pantai berasa milik sendiri,tau kenapa?
Seppiiii banget coy!! Gak seperti pantai-pantai yang udah kondang with para wisatawan yang bejibun, sampe susah bikin lapak sendiri, belum lagi sampah-sampahnya. Gugusan karang di tepi pantainya subhanallah indaahhh sekali, berasa gaya gitu kalo bertengger disanaa..hahaha..Niih, penampakannya…
Nah, kita analisis (ceilee..) dari segi
penamaan pantai ini, kalau orang Sunda itu menamai sesuatu pasti ada
hubungannya dengan sesuatu itu, begitu pun dengan pantai ini. Pantai ini
dinamai Karang Paranje karena ada satu kisah masyarakat lokal tentang
pantai ini. Konon katanya..dahulu kala ada seorang putri yang menyukai
adu ayam. Ayahnya mencarikan dia suami dengan mengadakan sayembara,
kalau bisa mengalahkan lawan-lawannya, dia akan menjadi suami sang
putri. Ternyata eh ternyata ksatria yang memenangkan sayembara itu teh rada teu kasep,
dan si putrinya tidak mau menikah dengannya sehingga dia kabur keluar
istana dan menuju ke sebuah pantai lalu bersembunyi dibalik
karang-karang di tepi pantai itu bersama ayam aduan
kesayangannya. Setelah mengetahui kaburnya sang putri, sang raja mencari-cari ke pelosok daerah, tapi tidak berhasil menemukan sang putri. Hingga pagi hari tiba, seorang pembantu raja mendengar kokokan ayam jantan di balik gugusan karang di pantai, dia menghampiri sumber suara itu, daaaan ternyata ayam yang berkokok itu ayam kesayangannya sang putri dan akhirnya menemukan sang putri disana.
kesayangannya. Setelah mengetahui kaburnya sang putri, sang raja mencari-cari ke pelosok daerah, tapi tidak berhasil menemukan sang putri. Hingga pagi hari tiba, seorang pembantu raja mendengar kokokan ayam jantan di balik gugusan karang di pantai, dia menghampiri sumber suara itu, daaaan ternyata ayam yang berkokok itu ayam kesayangannya sang putri dan akhirnya menemukan sang putri disana.
Nah..jadi karang paranje itu dihubungkan dengan cerita
rakyat ini… karang, diambil dari gugusan karang-karang yang berada
ditepi pantai ini, dan paranje itu dari bahasa Sunda yang artinya
kurungan ayam atau tempat ayam, maksudnya dihubungkan dengan cerita tadi
tempat sang putri sembunyi bareng ayamnya..jadilah pantai Karang
Paranje
Seperti yang saya bilang di awal, Pantai karang paranje ini masih virgin,
belum dijadikan tempat wisata yang resmi, kepemilikannya pun masih
belum jelas, ada yang bilang pantai ini milik masyarakat setempat, ada
yang bilang milik pemerintah daerah. Sarana yang ada di pantai ini cuma
lapangan kecil untuk tempat parkir, kalau kosong sih suka dipake main
bola sama anak-anak. Tempat parkirnya pun belum terkondisi dengan baik.
Sarana penunjang lainnya berupa fasilitas umum seperti mesjid, dan
warung-warung kecil. Untuk akomodasi belum ada di kawasan ini, paling
kalau mau nginep bisa dirumah penduduk setempat. Aksesibilitasnya cukup
mudah, kita bisa memakai mobil/motor pribadi, kalau umum juga bisa..ada
angkutan umum, atau bisa naik ojek, dan jalan menuju pantai pun baik dan
aman, tidak ekstrim.
Kalau kita ke pantai ini di hari-hari biasa, sepinya
minta ampun deh dan tidak dikenakan biaya masuk ataupun biaya
parkir…Tapi anehnya, karena ketidakjelasan kepemilikan, kalau musim
mudik tiba, atau ada acara-acara tertentu, misalnya lebaran..pantai ini
wuiiihhh rame beuuddd dan dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat untuk
mengkomersialisasikan pantai ini. Kalau pas rame gitu, kita dikenakan
biaya masuk Rp 3000 apa Rp 5000 gitu, lupa..hehe dan tariff parkir Rp
1000 =.=’
Intinya adalah, pantai ini masih perlu dikembangkan
lagi, karena dia juga memiliki potensi untuk dijadikan objek wisata yang
memiliki sarana prasarana yang lebih memadai. Organisasi dan system
pengelolaannya pun masih kurang jelas, makanya belum ada aktivitas
promosi resmi untuk mengenalkan pantai ini kepada publik, promosi hanya
dilakukan oleh wisatawan yang pernah berkunjung melalui word of mouth atau melalui blog-blog.
Padahal yah, pantai ini diciptakan Allah dengan segala
rupa keindahannya bukan untuk dibiarkan,tetapi untuk dijaga
kelestariannya dan juga untuk dimanfaatkan supaya meningkatkan
kemaslahatan masyarakat setempat. Allah itu tidak menciptakan segala
sesuatu yang sia-sia, semua pasti ada rencana dibalik itu..subhanallah
Saya berharap, saya bisa menjadi insan pariwisata yang
bisa mengembangkan pantai ini, atau kalau belum waktunya..semoga ada
seorang insan pariwisata yang bisa menjadikan pantai ini lebih baik
dengan menerapkan sustainable tourism atau pariwisata yang berkelanjutan, agar keseimbangan alamnya tetap terjaga..aamiin~
Segitu dulu yah, cuap-cuapnyaahh…semoga bermanfaat bagimu kakaaa
wallahualam bissawab, wassalaam
No comments:
Post a Comment